Aher Nyatakan Belasungkawa Kepada Korban Mina Asal Jabar
WK – BANDUNG (27 September 2015), Ahmad Heryawan, biasa disingkat Aher, Gubernur sekaligus Amirul Hajj Jawa Barat (Jabar) menyatakan belasungkawa atas korban meninggal musibah Mina asal Jabar.
“Atas nama Pemprov Jabar kami berbela sungkawa yang sedalam dalamnya. Semoga mereka tercatat sebagai syuhada di hadapan Allah Swt. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kesabaran untuk menerima musibah ini,” katanya dalam surel kepada Humas Pemprov Jawa Barat dari Pondokan Al-Isla, Aziziyah, Mekkah, Ahad (27/9/2015) pagi.
Menurut dia, selain berduka cita, pihaknya juga berharap pihak berwenang, terutama Kerajaan Saudi Arabia dan Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, untuk segera menginvestigasi dan menemukan jamaah lain yang belum ditemukan.
“Agar segera membuahkan hasil, agar ada kejelasan yang membuat semua pihak bisa tahu terkait sanak saudaranya yang masih belum diketahui kepastiannya,” sambungnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banjar Dadang Romansyah akhir pekan lalu mengatakan, empat warga Banjar menjadi korban yakni Atang Gumawang (41) dan istri, Ima Rismawati, serta Dikdik Muhammad Tasdik (36) dan istri, Ira Kusmira. Keempatnya satu keluarga asal Cikabuyutan Barat, Kec. Pataruman, Kota Banjar.
Sementara Kepala Dakker Mekkah Arsyad Hidayat pada Ahad (27/9/2015) dinihari mengumumkan total 19 WNI meninggal dunia dalam musibah Mina. Sejumlah nama dan asal kloter kemungkinan besar dari Jawa Barat seperti Eti Kusmiati, Koko Koswara, dan Dadang Barmara Memet yang berasal dari Kloter Jakarta-Bekasi (JKS) 61. Namun konfirmasi dari keluarga belum diperoleh.
Gubernur Jabar sendiri pada Jumat (25/9/2015) lalu sudah mendatangi Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin ketika terjadi simpang siur nama jamaah haji Jabar yang jadi korban musibah di Mina, Kamis (24/9/2015). Selain menanyakan perihal kepastian warganya, Aher kala itu meminta warga Jabar tetap tenang seraya meminta bersabar menunggu informasi resmi dari pihak terkait.
Menurut Aher, sekalipun bencana ini beruntun setelah insiden crane beberapa waktu lalu, pada prinsipnya kita tidak mengubah apa yang sudah terjadi dan harus ridho dan sabar atas ketetapan-Nya.
Juga, tidak bisa memastikan apa yang terjadi di masa depan, sehingga tidak harus berkubang dengan aneka penyesalan, apalagi kekhawatiran berlebih ke depan dalam melaksanakan ibadah haji.
“Di sisi lain, mari kita dorong bersama kepada pemerintah Kerajaan Saudi Arabaia untuk melakukan perbaikan demi kenyamanan jamaah ke depan,” katanya seraya menambahkan, pihaknya tetap berterima kasih terhadap pelayanan yang baik dari Kerajaan selama ini.
Aher mengaku setiap hari banyak jamaah Jabar yang mengabarkan infomasi terkait belum kembalinya sejumlah orang dengan mendatangi langsung pondokan Gubernur Jabar di Al-Isla tersebut.
Akan tetapi, keterbatasan mobilitas dan legalitas operasional yang sepenuhnya di tangan Kepala Daker Mekkah, membuat pihaknya sebatas menunggu kepastian informasi valid dari Kepala Daker Mekkah.
Bahkan, ketika peristiwa Mina terjadi, seluruh jemaah (termasuk rombongan Gubernur) yang sudah ada di maktab diisolasi otoritas setempat guna menghindari kejadian tidak diinginkan yang lebih besar.
“Kondisi cuaca juga esktrem, ketika siang hari suhu bisa sampai 50 derajat celcius. Karena itulah, sekalipun kami sudah mendatangi langsung Menteri Agama, namun penanganan sepenuhnya berada di tangan Daker,” pungkasnya. (*)