Published On: Sen, Nov 2nd, 2015

Golkar Karawang Terancam Terjadi Kisruh Internal

enan dan saanWK – KARAWANG, Dengan dicalonkankannya Saan Mustofa oleh Partai Golkar, publik Karawang sudah menduga akan terjadi kekisruhan di dalam tubuh partai Golkar Karawang. Peristiwa ini bakal terjadi, lalu dengan makin mendekat waktu  Pilkada 2015 suasana politik di bumi Pangkal Perjuangan bukan tidak mungkin akan ada kegaduhan selain makin seru dan masifnya pergerakan yang di kondisikan.
 
Fakta tersebut salah satunya dibuktikan dengan pernyataan dari Bendahara DPD Golkar Kabupaten Karawang, H. Enan Supritna yang mengakui dirinya telah menerima surat keputusan (SK) tentang pemecatan  sebagai Bendahara DPD Golkar Karawang pada Selasa malam (27/10/2015).
 
Sebelumnya ia menerima kabar dari beberapa Pimpinan Kecamatan (PK) Golkar dan juga membaca di media tentang isu pemecatan dirinya.
 
“Isu itu ternyata benar, saya terima SK itu pada Selasa malam (27/10/2015),” ungkapanya, Jumat (30/10/2015).

 

Dan Enan tidak serta-merta menerima legowo pemecatan dirinya. Pasalnya ia menilai SK Pemecatan yang dikeluarkan DPD Golkar Karawang pada 15 Oktober 2015 yang ditandatangani Ketua DPD Golkar Karawang, Dadang S Muchtar, dan Sekretaris DPD Golkar Karawang, Timi Nurjaman, tidak benar dan tidak sesuai dengan prosedur.
enan dan saan - Copy“Saya diangkat sebagai Bendahara DPD Golkar Karawang oleh DPD I atau DPW Golkar Jawa Barat,” terangnya.
Oleh karena itu, ia akan menggunakan hak jawab sebagaimana diatur AD/ART Partai Golkar untuk membela diri. Ia telah memberikan kuasa hukum kepada H. Muhammad Rijal Fadhilah SH untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan melaporkan ke DPP Partai Golkar supaya membatalkan SK tersebut.
“Saya akan menempuh jalur apapun demi memperjuangkan hak saya untuk mencari keadilan,” tandasnya.
Semenatara di tempat lain dengan narasumber yang beda menyebutkan, dasar dari pemecatan kepada yang bersangkutan akibat dia membelot dari keputusan partai, malah Enan mendukung paslon lain di Pilkada Karawang 2015. Nasib Enan lebih parah di bandingkan Hj. Eli Amalia di Pilkada 2010, dan sangat wajar jika Enan menempuh jalur hukum, “Mungkin ini sudah saatnya Dadang Muctar dilawan oleh bekas anak buahnya,” bebernya.
Dia menambahkan, ini adalah tanda -tanda kudeta politik dari kader Golkar yang merasa dirugikan oleh ketua DPD Golkar. Maka bukan tidak mungkin bakal terciptkan pula Musdalub Golkar, dengan dasar yakni masa jabatan Dasim sudah habis, pungkas narasumber yang meminta namanya di sembunyikan itu. (*)

 

Komentar