Sekolah Alam Karawang Gelar Sholat Istisqo dan Penggalangan Dana untuk Korban Kabut Asap
WK – Karawang, Bencana kabut asap di beberapa daerah di Nusantara, khususnya Sumatera dan Kalimantan, menggerakkan kepedulian seluruh elemen bangsa, baik berupa penggalangan masker, penggalangan dana, sholat istisqo untuk meminta hujan kepada Sang Khaliq, serta kepedulian-kepedulian lainnya.
Sekolah Alam Karawang yang berlokasi di Jl. Pintu Aer Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur – Karawang, merupakan salah satu sekolah yang melakukan kepedulian tersebut. Pada hari Kamis, 8 Oktober 2015 Sekolah Alam Karawang mengadakan sholat istisqo dan penggalangan dana untuk saudara-saudara kita yang menjadi korban dan mereka yang terkena dampak dari bencana kabut asap.
Setelah di gelarnya Sholat Istisqo dan Penggalangan Dana untuk Korban Kabut Asap, salah satu siswi kelas 9 Sekolah Alam Karawang, Annisa Muthia membuat tulisan yang berjudul “Menolong Dengan Beribadah”, inilah karyanya:
Tak terasa sudah hampir satu tahun lamanya kemarau menghinggapi negri kita tercinta, Indonesia. Matahari yang bersinar terlampau terik, debu yang beterbangan kesana-kemari sudah menjadi santapan sehari-hari. Hanya satu dua yang mengeluh, sisanya hanya terdiam, sudah terbiasa. Toh, setiap hari juga seperti ini, buat apa lagi mengeluh?
Ketika sedang berpuasa, yang dirindukan adalah adzan maghrib, lain lagi ketika kemarau. Apa lagi kalau bukan hujan? Rahmat Allah yang satu ini sangat ditunggu-tunggu oleh para manusia. Biasanya yang hanya dianggap lalu oleh orang, bahkan ada menggerutu jika ia datang, kini walau hanya gerimis yang datang orang akan beramai-ramai mengucap syukur. Berharap hujan deras akan menyusul.
Dulu jika air bisa digunakan sepuasnya, kini harus dipikir terlebih dahulu. Slogan hemat air sudah bertebaran dimana-mana. Bahkan sudah banyak kota dan daerah Indonesia yang sedang dilanda kekeringan parah. Bukan hanya itu. Banyak petani yang gagal panen karena kekurangan air. Tapi, diantara semua masalah itu, ada yang paling parah.
Apa itu? Yaitu adalah kejadian kabut asap di Riau. Bukan hanya ada satu atau dua titik api. Namun ada ribuan! Jumlah titik api yang tidak sebanding dengan air yang tersedia dan bantuan yang dikerahkan membuat proses penyelamatan Riau tersendat-sendat. Kini, tampaknya satu-satunya harapan hanyalah meminta hujan pada Allah.
Karena itulah, Sekolah Alam Karawang mengadakan Sholat Istisqa atau yang lebih dikenal sebagai sholat meminta hujan. Sholat yang diadakan pada tanggal 8 Oktober 2015 dan pada jam 08.00 WIB itu dilaksanakan di lapangan sekolah. Meminta hujan untuk Karawang, daerah-daerah yang kekeringan, saudara-saudara yang ada di Riau, untuk Indonesia.
Sholat yang berjumlah 2 rakaat dan pelaksanaannya mirip dengan sholat Idul Fitri dilakukan dengan khidmat oleh seluruh siswa-siswi dan guru-guru Sekolah Alam Karawang. Selepas Sholat Istisqa diakhiri dengan salam, para murid pun harus menjalani satu rukun Sholat Istisqa lagi yakni mendengarkan ceramah. Ceramah yang disampaikan oleh khotib yang tidak lain adalah salah satu guru, sungguh menginspirasi, menurut saya pribadi. Khotbah yang menceritakan tentang nikmat-nikmat Allah, tentang dilandanya Negara Indonesia ini oleh kemarau yang ganas dan tentang cobaan yang sedang menimpa Riau.
Seusai ceramah, para murid pun boleh bubar, kembali ke habitat (alias kelas) masing-masing. Hehe.. saat dikelas, para murid pun diminta untuk menyumbang seikhlasnya untuk para saudara setanah air di Riau. Saya dan semuanya berharap usaha menolong dengan beribadah yang kami lakukan pada hari itu bisa membawa berkah dan memang berhasil meminta hujan. Aamiin..
Salam Hangat,
Annisa Muthia.